halodunia.net Tentang sejarah peradaban manusia pasti tak luput dari konflik dan perang. Menengok ke belakang, perang telah terjadi sejak ribuan tahun silam. Perang pertama yang tercatat dalam sejarah terjadi 2700 tahun sebelum Masehi (SM) di Mesopotamia antara bangsa Sumeria dan Elam.
Untuk memperkuat pasukan, berbagai jenis hewan dilibatkan dalam perang. Tujuannya bermacam-macam, seperti menjadi alat transportasi, menyampaikan informasi, membawa muatan, dan sebagainya. Here is the example!
1. Kuda
Hewan yang berperan besar dalam sejarah peperangan adalah kuda. Melansir Live Science, arkeolog menemukan bukti penggunaan kuda untuk merampok pengembara sejak 5000 tahun lalu di Asia Tengah dan Eropa Timur, tempat kuda diperkirakan pertama kali didomestikasi.
Di suatu wilayah di Ukraina ke Kazakhtan terdapat beberapa gundukan kuburan yang berasal dari 3000 SM. Isinya adalah jenazah kuda yang dikorbankan saat pengendaranya meninggal. Kuda itu dikubur bersama tali kekang, sadel, dan senjata.
Pemanfaatan kuda dalam perang juga tercatat di dokumen sejarah kuno. Salah satunya di kota Mesopotamia di Sumeria 2500 SM yang menunjukkan gerobak roda empat ditarik kuda atau keledai.
Lalu, sekitar 1600 SM, bangsa Het di Anatolia terkenal berkat kereta perang yang ditarik kuda sebagai alat transportasi stabil untuk berperang dengan busur dan tombak. Di abad-abad selanjutnya, Mesir kuno dan Tiongkok kuno menggunakan kereta perang juga.
Penemuan pelana dan sanggurdi (pijakan kaki untuk menaiki hewan tunggangan) membawa perubahan besar. Semakin unggul karena menggunakan kuda yang lebih besar yang bisa membawa prajurit berbaju besi.
Intinya, kuda dan kavaleri berkuda memainkan peran utama dalam hampir setiap perang besar. Seperti perang pasca-Romawi, Perang Salib, Perang Napoleon, hingga Perang Krimea.
2. Merpati
Sejak abad ke-6 SM, merpati telah dimanfaatkan manusia untuk mengirim pesan. Seperti Cyrus, raja Persia, yang menggunakan merpati untuk berkomunikasi dengan wilayah yang jauh dari kekaisarannya.
Mengapa merpati, tidak burung lain? Melansir Live Science, merpati punya kemampuan pelacak bawaan berkat kepekaan terhadap arah medan magnet bumi. Bahkan, beberapa merpati pos dibiakkan secara khusus untuk menemukan jalan pulang dari tempat yang jaraknya 2.900 kilometer!
Bagaimana cara melatihnya? Biasanya, merpati harus diangkut ke tempat tujuan, lalu diminta untuk terbang pulang ke daerah asal dengan membawa pesan. Percaya atau tidak, metode ini ampuh!
Pemanfaatan merpati mencapai puncaknya dalam Perang Dunia I, tepat sebelum radio digunakan secara luas. Lebih dari 200.000 ekor merpati digunakan oleh pasukan sekutu, belum termasuk yang lain.
FYI, Cher Ami adalah merpati perang yang paling terkenal. Ia mendapatkan gelar “Croix de Guerre” dari Prancis karena tetap melaksanakan tugasnya walau menderita luka tembak serius. What a brave bird!
3. Anjing
Dogs are man’s best friend. Tidak hanya dimanfaatkan untuk membantu berburu, menjaga properti, dan menggembala hewan ternak, anjing juga dilibatkan dalam perang.
Salah satu kisah paling awal berasal dari kerajaan Lydia di Asia Kecil sekitar 600 SM. Tercatat, sekawanan anjing perang Lydia “ditugaskan” untuk mengusir dan membunuh penjajah.
Di sisi lain, legiun Romawi membiakkan Molloser, anjing perang dari jenis mastiff kuno. Biasanya, anjing ini dijadikan pengawas atau pengintai. Namun, beberapa anjing dilatih untuk bertarung dan dilengkapi dengan baju besi serta kerah berduri.
Bagaimana dengan era sekarang? Anjing perang saat ini dikerahkan sebagai pelacak, pengintai, penjaga, pembawa pesan, dan pengendus bom. Anjing perang terbaik berasal dari ras doberman pinscher, boxer, German shepherd, Belgian malinois, hingga labrador retriever.
4. Gajah
Sebagai mamalia darat terbesar di dunia, gajah sanggup menghancurkan formasi pasukan musuh dengan mudah. Gajah bisa menginjak-injak tentara lawan, menanduknya dengan gading, dan melemparkannya dengan belalai.
Tubuh gajah dilapisi baja untuk menghindari senjata musuh atau menancapkan paku besi di ujung gadingnya. Bahkan, punggungnya diberi platform yang ditinggikan untuk mempermudah prajurit memanah dan melempar lembing.
Melansir Live Science, gajah pertama kali dimanfaatkan dalam perang di India sekitar abad ke-4 SM, berabad-abad setelah gajah liar berhasil dijinakkan. Karena perkembangbiakannya yang lambat, gajah liar biasanya ditangkap dan dilatih untuk perang.
In the end, gajah terbukti tidak cocok untuk berperang. Ini karena gajah rentan terhadap senjata massal, sangat mungkin panik, bahkan menyebabkan kerusakan pada pasukannya sendiri jika mereka ketakutan.
5. Unta
Walau tidak secepat kuda, unta dihargai karena mampu bertahan dalam perjalanan panjang di kondisi yang keras dan minim air. Para arkeolog menduga unta pertama dijinakkan sebagai hewan pengangkut serta diambil susu dan dagingnya 3.000 tahun lalu di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sekitar 853 SM, raja Arab, Gindibu, menurunkan 1.000 unta untuk melawan Asyur di pertempuran Qarqar di Suriah modern. Menurut catatan sejarah, inilah penggunaan unta pertama dalam perang.
Sejak abad ke-7 Masehi, pasukan unta adalah bagian penting dari pasukan Muslim untuk menaklukkan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol selatan, mengutip Live Science. Unta juga digunakan dalam Perang Dunia I, bahkan sekarang masih dipakai sebagai tunggangan patroli militer di gurun.
6. Beruang
Wojtek, anak beruang cokelat yang bergabung dengan pasukan Polandia. (silencedrefugees.com)
Wojtek, anak beruang cokelat yang bergabung dengan pasukan Polandia. (silencedrefugees.com)
Dalam sejarah peperangan, beruang digunakan beberapa kali. Yang paling terkenal adalah Wojtek, anak beruang cokelat Suriah yang diadopsi oleh pasukan Polandia. Mereka membelinya saat ditempatkan di Iran.
Sejak dirawat pasukan Polandia, beruang ini tumbuh dengan minum susu kental dan bahkan bir! Lambat laun, Wojtek tumbuh dengan berat lebih dari 400 kilogram dan tinggi lebih dari 1,8 meter. What a huge bear!
Saat perang berlangsung, Wojtek pun pergi ke zona pertempuran di Mesir, Irak, Palestina, hingga Italia. Lucunya, Wojtek terdaftar sebagai tentara dengan slip gaji, pangkat, dan nomor serinya sendiri. Bahkan, ia naik pangkat menjadi kopral di Angkatan Darat Polandia!
Wojtek menghuni Kebun Binatang Edinburgh di Skotlandia pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Wojtek menjadi figur publik yang populer dan sering tampil di acara televisi, lalu meninggal pada tahun 1963.
7. Lumba-lumba
Sejak tahun 1960-an, Angkatan Laut AS telah melatih lumba-lumba hidung botol untuk melakukan patroli laut. Sekitar 19 jenis hewan dilibatkan dalam program pengujian dan lumba-lumba yang terpilih berkat kecerdasan dan bakat militernya.
Aset utama lumba-lumba adalah kemampuan ekolokasinya. Dengan ini, lumba-lumba bisa mengidentifikasi objek di bawah air yang tidak terlihat. Caranya dengan memancarkan pekikan bernada tinggi dan mendengarkan gema yang memantul kembali.
Angkatan Laut AS memanfaatkan lumba-lumba untuk mencari ranjau dan bom yang menempel di lambung kapal perang. Lumba-lumba dilatih untuk menemukan benda-benda mencurigakan dan melaporkan kembali ke manusia dengan jawaban “ya” dan “tidak”. Cool!
8. Lebah
Mungkin sulit dipercaya, tapi lebah dimanfaatkan sebagai senjata perang sejak zaman dahulu kala! Pada 72 SM, orang dari Themiscyra, kota di Yunani yang terkenal dengan produksi madunya, mengalahkan orang Romawi dengan mengirim kawanan lebah. Epic!
Strategi ini juga dilakukan oleh Heptakometes dari wilayah Trebizond di Turki pada 69 SM. Mereka meninggalkan sarang berisi madu beracun di sepanjang rute perjalanan mereka. Apa yang terjadi?
Tentara penyerang di bawah komando jenderal Romawi, Pompey, mengira racun itu sebagai grayanotoxin yang bisa terbentuk dalam madu. Alhasil, mereka sakit parah setelahnya.
Lebah juga dimanfaatkan dalam Perang Vietnam pada 1960-an hingga 1970-an. Gerilyawan Viet Cong menaruh sarang lebah madu raksasa Asia, Apis dorsata, di sepanjang jalur yang digunakan oleh patroli musuh.
Ketika musuh sudah dekat, kembang api dinyalakan di dekat sarang untuk membuat lebah marah dan menyerang tentara musuh. Jenius!
9. Sapi
Siapa sangka, hewan ternak seperti sapi, kerbau, atau banteng bisa menjadi senjata perang yang mematikan? Apalagi, jika dilepaskan dalam jumlah besar. It’s a powerful weapon!
Salah satu contohnya ialah pertempuran Tondibi di Afrika Barat pada tahun 1591. Pasukan pertahanan Kerajaan Songhai melepaskan 1.000 hewan ternak untuk melawan garis infanteri Maroko. Strategi ini pernah berhasil di masa lalu, terlebih jika musuh tidak memiliki senjata.
Namun, taktik ini tidak selalu berhasil. Orang Maroko punya senjata yang membuat ternak itu takut. Alhasil, hewan-hewan itu kembali ke pasukan Songhai, yang akhirnya kalah dalam pertempuran.
Strategi ini juga dipakai oleh orang Panama melawan bajak laut Welsh Henry Morgan di tahun 1671. Orang Panama hanya punya 1.200 pasukan untuk mempertahankan kota, sedangkan di pihak musuh ada 1.000 bajak laut yang siap menyerang.
Tak kehabisan ide, orang Panama mengerahkan kawanan ternak liar sejumlah 2.400 ekor. Sayangnya, para perompak menembaki hewan tersebut dengan senapan.
10. Nyamuk
Sebuah ide gila dicetuskan oleh pasukan militer Jerman di akhir Perang Dunia II. Pasukan yang tengah menguasai Italia ini berupaya menciptakan rawa yang dipenuhi nyamuk penyebab malaria untuk memperlambat gerak sekutu.
Rawa yang semula kering mulai terisi dengan air payau dan mendorong kembalinya nyamuk Anopheles labranchiae. Wabah malaria pun terjadi dan menimbulkan kerugian pada tentara di kedua pihak.
But, in the end, nyamuk dan malaria tidak cukup untuk menghentikan gerak sekutu. Rawa dikeringkan dan wilayah tersebut terbebas dari malaria sejak tahun 1950-an, melansir dari Live Science
11. Singa laut
Selain lumba-lumba, Angkatan Laut AS juga memanfaatkan singa laut. (Bob Houlihan/United States Navy)
Selain lumba-lumba, Angkatan Laut AS juga memanfaatkan singa laut. (Bob Houlihan/United States Navy)
Kemampuan singa laut California mencuri perhatian Angkatan Laut AS. Hewan ini memiliki pendengaran bawah air dan penglihatan cahaya rendah yang sangat baik. Selain itu, mereka bisa berenang dengan kecepatan 40 kilometer per jam dan menyelam hingga kedalaman 305 meter.
Mirip lumba-lumba, singa laut dilatih untuk menemukan lokasi ranjau dan ancaman lain, termasuk penyelam musuh. Bahkan, mereka dilatih untuk memasang manset kaki khusus pada penyelam musuh, lalu menariknya ke permukaan!
Melansir The National Interest, meski banyak spekulasi dan rumor yang beredar, Angkatan Laut AS menyatakan bahwa lumba-lumba dan singa laut tidak pernah digunakan dalam serangan ofensif.
12. Keledai
Keledai berjasa dalam perang karena mengangkut barang yang dibutuhkan tentara. (U.S. Marine Corps/Lance Cpl. Ali Azimi)
Keledai berjasa dalam perang karena mengangkut barang yang dibutuhkan tentara. (U.S. Marine Corps/Lance Cpl. Ali Azimi)
Keledai (mule) dilahirkan dari seekor kuda betina dan keledai jantan. Dibandingkan dengan kuda, keledai lebih disukai karena kuat membawa beban, memiliki daya tahan yang lebih besar, dan sifat yang lebih lembut.
Keledai dimanfaatkan untuk mengangkut makanan, air, tenda, senjata, dan amunisi yang diperlukan tentara. Dari segi sifat, keledai cerdas, lebih berani, dan tidak segugup kuda.
FYI, Napoleon Bonaparte menunggangi keledai untuk melintasi Pegunungan Alpen saat ia memimpin tentara Prancis ke Italia di tahun 1800. Selain itu, Angkatan Darat AS memakai 571.000 kuda dan keledai di Eropa selama Perang Dunia I.
Bagaimana dengan hari ini? Keledai masih digunakan untuk tugas militer. Contohnya, Angkatan Darat Pakistan melatih keledai untuk membawa beban hingga 70 kilogram dan berjalan lebih dari 20 kilometer. Walau tubuhnya kecil tapi tangguh!
13. Kalajengking
Sengatan kalajengking membuat pasukan Romawi kewalahan. (Unsplash/sippakorn yamkasikorn)
Sengatan kalajengking membuat pasukan Romawi kewalahan. (Unsplash/sippakorn yamkasikorn)
Lagi-lagi, tentara Romawi bernasib sial. Mereka menghadapi musuh yang lebih parah dari lebah, yaitu kalajengking!
Berdasarkan catatan kuno, orang Atrenia menjadikan kalajengking sebagai senjata tanpa membahayakan diri sendiri. Mereka memasukkan kalajengking ke dalam wadah tanah liat, lalu melemparkannya ke pasukan Romawi.
Hasilnya, kalajengking menyengat mata dan bagian tubuh yang tidak terlindungi. Akhirnya, Romawi terpaksa menyerah dalam upaya mengepung Hatra.
Mengapa kalajengking itu tidak menyengat orang Atrenia? Menurut sejarawan, ekor kalajengking diludahi terlebih dahulu yang diduga membuatnya tak bereaksi dan memungkinkan orang Atrenia untuk mengambilnya.
14. Kelelawar
Kelelawar pernah dimanfaatkan oleh militer AS selama Perang Dunia II. (steemit.com)
Kelelawar pernah dimanfaatkan oleh militer AS selama Perang Dunia II. (steemit.com)
Senjata eksperimental yang dikembangkan militer AS selama Perang Dunia II adalah bom kelelawar. Rencananya, ini dijadikan sebagai balasan atas serangan Jepang di Pearl Harbor.
Perangkat pembakar kecil dipasang di setiap kelelawar. Kemudian, ribuan kelelawar ini ditempatkan dalam selubung dan dijatuhkan dari pesawat perang AS. Secara naluriah, kelelawar akan mencari rumah dan bangunan kayu untuk ditinggali.
Ternyata, rencana ini disetujui oleh Presiden Roosevelt di tahun 1942. Militer AS pun menghabiskan lebih dari US$2 juta dollar untuk mewujudkannya. Namun, dalam tahap uji coba, terjadi hal yang tidak diinginkan.
6.000 kelelawar yang dilibatkan berhasil membakar simulasi desa Jepang, hanggar Angkatan Darat AS, dan mobil seorang jenderal. Akhirnya, program ini dibatalkan.
15. Singa
Ramses II, salah satu Firaun Mesir, memanfaatkan singa dalam perang. (illvet.se)
Ramses II, salah satu Firaun Mesir, memanfaatkan singa dalam perang. (illvet.se)
Ramses II ialah Firaun yang paling terkenal sekaligus penguasa terkuat dalam sejarah Mesir. Ia memiliki banyak singa sebagai hewan peliharaan.
Melansir History of Yesterday, singa peliharaannya menemaninya ke pertempuran Kadesh pada 1274 SM melawan bangsa Het. Saat orang Mesir disergap, singa tidak panik dan tetap bertempur dengan gagah berani.
Perlu diingat, Ramses II bukanlah orang Mesir pertama yang memanfaatkan singa dalam perang. Singa juga sangat dihormati, terbukti dengan penemuan mumi singa di Mesir dan penciptaan Sphinx, patung singa berkepala manusia berukuran raksasa.
Nah, itulah sederetan hewan yang dimanfaatkan dalam perang. Ternyata, mereka cerdas dan bisa mengikuti perintah manusia, ya?
0 Komentar