Bacasaja.info Kebencian terhadap satu kelompok etnis tertentu (SARA) bukanlah hal baru di Indonesia. Sebagai negeri yang multikultural yang terdiri atas ratusan suku bangsa berbeda, gesekan terkait SARA seringkali terjadi. Kebencian dan stigma negatif pada Suku Madura disebabkan oleh kecemburuan sosial antar kelompok masyarakat. Orang Madura yang memiliki etos kerja tinggi, giat bekerja, dan ulet cenderung lebih sukses di tanah rantau dibandingkan masyarakat lokal setempat.
Kenapa Suku Madura banyak dibenci? Mungkin disebabkan oleh kecemburuan sosial dimana mereka lebih sukses di tanah rantau dari masyarakat lokal setempat.
Suku Madura merupakan kelompok etnis yang hidup dan menetap di Pulau Madura serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Berdasarkan sensus BPS pada 2010, Suku Madura menjadi kelompok etnis yang terbesar dengan total populasi mencapai 7.179.356 jiwa. Meskipun masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur, Suku Madura tidak berbahasa Jawa dan memiliki adat budaya yang berbeda dengan Suku Jawa.
Baca Juga: Sejarah Asal Muasal Bahasa Madura Diawal Tahun 1900
Sama seperti Suku Minang dan etnis Tionghoa, Suku Madura adalah etnis yang suka merantau ke luar daerahnya karena keadaan Pulau Madura yang tidak mendukung untuk kegiatan pertanian. Orang-orang dari Suku Madura banyak bertransmigrasi ke wilayah lain seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jabodetabek, Jawa Tengah, bahkan hingga negara Timur Tengah, Malaysia, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Mungkin juga karena gaya bicara orang-orang Madura yang menggunakan intonasi bicara keras sehingga terdengar agak kasar bagi kelompok etnis lainnya. Karakter mereka yang keras kepada, suka memaksakan kehendak, serta merasa paling mampu dan kuat memang cukup mengganggu. Meski begitu, sebenarnya Suku Madura adalah orang yang ramah dan sangat taat terhadap ajaran agama. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ulama kondang yang lahir dari Suku Madura.
Tidak Semua Orang Madura Kasar
Harga diri merupakan sesuatu yang paling penting bagi orang-orang dari Suku Madura. Terdapat satu peribahasa yang menjadi pegangan mereka dalam hidup, Lebbi Bagus Pote Tollang, Atembang Pote Mata, artinya lebih baik putih mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat semacam ini seringkali melahirkan tradisi Carok, perkelahian sampai mati yang mempertaruhkan harga diri pada masyarakat Madura.
Namun seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, tradisi ini perlahan mulai ditinggalkan. Jika dahulu mereka lebih sering memakai kekuatan emosional dan tenaga saja, tetapi kini mereka lebih bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan. Tak banyak yang tahu, bahwa tidak semua Suku Madura kasar, beberapa kelompok masyarakat Suku Madura di bagian timur dikenal lebih halus dalam bertutur kata.
Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan) dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan) memiliki perbedaan dalam banyak hal. Orang dari Madura Timur lebih halus dalam berbahasa, bersikap, dan bertatakrama daripada orang Madura Barat. Namun karena orang Madura Barat yang kasar lebih banyak merantau ke luar daerah maka stigma negatif tersebut yang melekat di benak masyarakat suku lain di Indonesia.
Baca juga: Sejarah Pulau Madura Dengan Adanya 4 Kabupaten
The post Karena Kecemburuan Sosial Orang Madura Banyak Dibenci appeared first on BACA SAJA ONLINE.
0 Komentar