Tak tanggung-tanggung, tercatat ada 57 juta data pribadi pengguna aplikasi ride sharing tersebut yang berhasil dibobol hacker. Bahkan guna menjaga nama baik perusahaan, Uber harus menggelontorkan USD100.000 kepada hacker agar ia merahasiakan pelanggaran besarnya.
“Semua ini seharusnya tidak terjadi, dan saya tidak akan membuat langkah semacam itu,” kata Khosrowshahi dalam sebuah posting-an blog, dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).
Khosrowshahi sendiri mengatakan bahwa dirinya baru saja mempelajari kasus peretasan yang terjadi Oktober 2016 lalu. Peretasan ini sekaligus menambah masalah kontroversial Uber dimana perusahaan juga terlibat dalam masalah hukum terkait pencurian rahasia dagang hingga pelecehan seksual.
0 Komentar