Dalam buku biografinya berjudul "Mengenang Jenderal Polisi Anton Soedjarmo" terbitan Paguyuban Keluarga Besar Alumni Pendidikan Inspektur Polisi ABCDE, 2002 dijelaskan sepak terjang Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo.
Anton Soedjarwo bukan hanya dikenal di lingkungan Polri saja, melainkan juga dikenal di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Fisiknya yang gagah dan tinggi besar serta berkumis lebat adalah cirinya. Kehadirannya di berbagai medan tugas memberikan warna sendiri bagi satuan personel yang dipimpinnya.
Pria kelahiran 21 September 1930 di Bandung adalah Komandan Pertama Datasemen Pelopor yang sebelumnya bernama Batalyon Ranger. Batalyon Ranger sendiri dibentuk untuk menanggulangi gerakan separatis dan pemberontakan di dalam negeri.
Saat menyandang pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) Anton Soedjarwo masuk dan dilatih dalam bagian Batalyon Ranger yang juga angkatan pertama. Pendikan Ranger dilaksanakan selama 22 minggu dan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama selama 12 minggu latihan di Posong dan tahap kedua adalah latihan di Watukosek, Jawa Timur selama 10 minggu.
Pasukan Brimob Ranger bersama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga bertugas dalam operasi tempur merebut Irian Barat pada tahun 1962.
Pada bulan Mei tahun 1962 sejumlah pasukan Brimob Ranger ditempatkan di pulau Gorom, sebuah pulau di Maluku Tenggara yang lokasinya amat berdekatan sekali dengan Irian Barat.
Bukan hanya itu pasukan Anton Soedjarwo juga berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Mereka berhasil melakukan infiltrasi ke dalam wilayah musuh. Pada tanggal 17 Agustus tahun 1962 Bendera Merah Putih berhasil dikibarkan di Rumbai, Irian Barat. Atas prestasi itu negara memberikan penghargaan kepada 53 orang personel Brimob Ranger berupa Tanda Kehormatan Bintang Sakti dari pemerintah Republik Indonesia.
Setelah operasi Trikora selesai, atas perintah dan petunjung Presiden Sukarno, nama Ranger diubah menjadi Pelopor. Kemudian Anton Soedjarwo ditunjuk sebagai Komandan Batalyon pelopor pertama. Pada tahun 1965 batalyon pelopor statusnya dinaikkan menjadi Resimen Pelopor dengan komandan Anton Soedjarwo dibantu Soetrisno Ilham.
Karier Anton Soedjarwo dalam Kepolisian terus melonjak. Pada tanggal 4 Desember 1982 Anton Soedjarwo diangkat sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Awaloedin Djamin. Sebelum duduk sebagai Kapolri, Anton Soedjarwo juga pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dengan pangkat Mayor Jenderal Polisi.
0 Komentar